TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

KOMENTAR TERBARU

10 Desember 2008

Selamat Datang Haji Gisavo!!



Anak-anak yang menimba ilmu di Taman Kanak-kanak (TK) Al Muhajir tampaknya memang harus selalu siap mengikuti berbagai kegiatan. Setelah sebelumnya belajar mengenal alam di lokasi outbond Natural Hill Lembang, mereka kemudian mengikuti kegiatan manasik haji di halaman TK Al Muhajir, Sabtu (6/12) lalu. Anakku Gisavo tak mau ketinggalan. Bersama teman-teman dari TK lain, ia pun rela mengenakan pakaian ihram meski sempat mengaku kedinginan. Dalam kegiatan tersebut, dia belajar bagaimana cara menunaikan ibadah haji, di antaranya melempar jumrah Aqabah dan mengelilingi miniatur kabah. Namanya anak TK yang rata-rata berusia 4 sampai 5 tahun, saat mengikuti manasik haji, tingkah laku mereka tentu bermacam-macam. Ada yang berlari sambil tertawa, ada yang saling dorong, ada yang muntah, ada mogok, dan banyak lagi. Aku sendiri tak tahu apakah anakku mengerti apa yang disampaikan dalam materi manasik haji. Aku yakin dia tidak paham. Namun dari wajahnya, ia tampak menikmati kegiatan tersebut.

Pagi-pagi sekali anakku sudah bangun. Seperti biasa, ia minum segelas susu, mandi pagi, dan sarapan. Karena hari itu istriku bekerja mengajar di Purwacaraka Cimahi, seluruh tugas yang berkaitan dengan anak aku ambil alih, termasuk menemaninya mengikuti kegiatan manasik haji. Dalam kegiatan itu, anakku diharuskan mengenakan pakaian ihram. Lewat bantuan tangan mertua, pagi itu anakku mengenakan pakaian yang biasa digunakan para jamaah haji dan siap mengikuti manasik haji. Layaknya seorang calon haji, ia juga dikalungi sebuah tas kecil bertuliskan TK Al Muhajir. Tas kecil itu kemudian diisi biji lengkeng untuk melempar jumrah Aqabah. Ada 10 biji lengkeng di tas tersebut. “Pokoknya nanti Gisavo harus ikut apa kata guru. Jangan nakal. Kan mau jadi haji,” pesanku pada Gisavo sebelum dia berangkat sekolah. Anakku mengangguk. Setelah pamit, kami berdua berangkat menuju TK. Aku sempat mengantar istri ke Leuwipanjang sebelum kembali ke TK untuk mengawal kegiatan anakku.

Awalnya, seluruh anak-anak TK dikumpulkan dan dibagi dalam beberapa kloter. Anakku kebagian kloter pertama. Sebelum dimulai, berbagai acara seremonial digelar. Saat itulah, anak-anak terlihat asyik dengan dunia mereka sendiri. Belum juga acara dimulai, pakaian ihram berwarna putih sudah kotor. Bagaimana tidak, saat acara seremonial berlangsung, banyak anak-anak yang berlarian atau berguling di halaman TK. Teriakan guru yang meminta mereka diam dan mendengarkan petunjuk dari penyelenggara manasik haji tak digubris. Beberapa orangtua siswa yang ikut menjadi pembimbing juga tak kalah sibuk. Mereka berlari mengejar anak-anak agar tetap tertib dan berada di barisan. Acara seremonial diakhiri dengan pemukulan beduk tanda kegiatan manasik haji dimulai. Anak-anak bersorak. Mereka mulai berjalan mengikuti petunjuk dari para guru yang tak henti-hentinya berteriak melalui pengeras suara. “Labaik Allahuma Labaik,” begitu teriak anak-anak TK mengikuti suara guru.

Acara mengelilingi miniatur kabah sempat sedikit terganggu dengan ulah Fadlan, salah seorang siswa kelas A1 TK Al Muhajir yang tiba-tiba muntah persis di depan miniatur kabah. Panitia langsung bertindak. Miniatur kabah segera dipindahkan agar anak-anak lain tidak terganggu dengan insiden tersebut. Usai mengelilingi kabah, anak-anak kembali berjalan dan meminum susu cokelat yang diibaratkan sebagai air zamzam. Rasa air susu yang enak sempat membuat anak-anak ketagihan. Banyak di antara mereka yang tidak mau beranjak karena masih ingin menikmati susu cokelat tersebut. Walhasil, para guru lagi-lagi sibuk mengatur barisan agar tidak tercecer. Tuntas mengikuti seluruh kegiatan manasik haji, anak-anak dibagi konsumsi berupa nasi dus. Saat itu, seluruh anak harus makan di kelas dan tidak boleh berkeliaran. Aku pun terpaksa berada di kelas bergabung dengan ibu-ibu untuk menjalankan tugas menyuapi Gisavo.

Sebelum pulang, seluruh anak-anak berfoto bersama para guru di depan miniatur kabah. Hahahaha, sudah kuduga sebelumnya, gaya anakku saat difoto pasti standar yaitu menempelkan kedua telunjuk ke arah pipi sambil tersenyum. Pukul 11.00 WIB, seluruh kegiatan manasik haji selesai. Anakku berlari memburu tukang mainan yang sejak pagi berada di halaman TK. Aku sempat berpikir bagaimana kalau anakku betul-betul menjadi haji. Sepertinya lucu ketika menyebut nama Haji Gisavo. Kok jadi terdengar asing di telinga ya? Hmmm, selamat datang Haji Gisavo!!

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar

Kabar Terpilih

Rida Farida, Nyaman setelah Berhijab

Di balik hijab selebritas Indonesia, tersimpan banyak cerita. Ada yang sekadar cari sensasi, tak sedikit mengejar popularitas. Namun, ti...

Standings provided by whatsthescore.com

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra