TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

KOMENTAR TERBARU

07 Mei 2009

Satu Lagu Dua Panggung (1)

Sabtu (25/4) lalu barangkali merupakan hari yang cukup melelahkan bagi Gisavo Lembayung Lelaki Akbar. Bocah yang pada 30 Agustus mendatang baru berusia 5 tahun itu mengikuti dua kegiatan menyanyi sekaligus dalam satu hari. Siang hari ia harus mengikuti lomba nyanyi di Taman Kanak-kanak Lestari, sementara sore hari ia diminta melantunkan suara emasnya di Riau Junction Jalan Riau bersama kawan-kawan sesama anak didik Purwa Caraka Music Studio (PCMS). Hmmm, betul-betul hari yang melelahkan buat anak seumuran dia.

Yang ketiban pulung tentu saja orang tuanya, terutama aku. Lantaran setiap Sabtu istriku bekerja dari pagi hingga sore di Kota Cimahi, akulah yang harus menjaga Gisavo agar bisa tampil prima di dua kegiatan sekaligus dalam satu hari. Beruntung, sebelumnya, istriku sudah menyiapkan segala keperluan Gisavo seperti dua baju untuk pentas dan makan siang. Aku pun diberi sedikit bekal buat jaga-jaga, khawatir sang artis ingin membeli mainan di sela-sela pentas. “Titip Gisa. Jangan sampai dia bete. Nanti penampilannya keganggu,” begitu pesan istriku sebelum dia berangkat kerja sekitar pukul 07.30 WIB. Tapi lihatlah Gisavo. Di saat kami berdua sibuk, dia masih tertidur pulas memeluk guling.

Hari itu Gisavo memang dianjurkan tidak sekolah. Namun, Bu Ira, guru TK Islam Al Muhajir –tempat Gisavo sekolah- menyuruh anakku datang sekitar pukul 10.00 WIB untuk berlatih sebelum naik panggung. Di TK Islam Al Muhajir, Bu Ira memang dikenal paling aktif mengajak anak didiknya tampil di acara kesenian. Ia juga tampak paling bersemangat mengajarkan anakku bernyanyi sambil bergaya, diiringi permainan keyboard Kak Irwan. Nah, tidak seperti anak-anak lainnya yang mengikuti lomba nyanyi dengan diiringi keyboard Kak Irwan, Gisavo diminta membawakan lagu “Cinta untuk Mama”. Lagu itu pernah dia nyanyikan waktu konser kecil di PCMS Jalan Bungur yang digelar guru vokalnya, Kang Deni. Walhasil, dia diminta membawa minus one lagu “Cinta untuk Mama” saat tampil. Lagu itu terbilang sulit dinyanyikan untuk ukuran anak-anak seusia Gisavo. Selain syairnya panjang, musik yang mengiringinya juga turun naik. Lantaran anakku sukses menyanyikan lagu itu saat konser mini di PCMS Jalan Bungur, Bu Ira pun memintanya menyanyikan lagu itu di perlombaan antar-TK.

Sekitar pukul 10.00 WIB, aku dan Gisavo tiba di TK Islam Al Muhajir yang jaraknya dekat dengan rumah mertua. Di sana, anak-anak yang hendak mengikuti lomba sudah berkumpul. Untuk mengikuti lomba di TK Lestari, istriku menyuruh aku memakaikan Gisavo baju batik dengan bahan kain yang cukup tebal. Sementara untuk tampil di Riau Junction, istriku menyiapkan kemeja dan rompi. Tak urung, baru saja tiba di TK Islam Al Muhajir, anakku sudah kegerahan. Namanya anak-anak, saat menunggu giliran latihan, Gisavo sibuk bermain bola. Begitu giliran latihan, keringat mengucur deras dari keningnya. Beruntung, latihan berjalan sempurna. Anakku masih hapal betul lagu “Cinta untuk Mama”. Tapi, usai latihan, dia merajuk minta ganti baju. “Pak, bajunya gatel,” ujarnya. Yah, ketimbang bete saat manggung, akhirnya kami kembali pulang ke rumah mertua. Dengan terpaksa, aku memakaikannya baju untuk pentas di Riau Junction.

Setelah ganti baju, aku dan Gisavo kembali ke TK. Ternyata, berdasarkan informasi, perlombaan baru dimulai siang. Sekitar pukul 11.00 WIB, rombongan "artis cilik" dari TK Islam Al Muhajir berangkat ke TK Lestari yang jaraknya tidak jauh dari Al Muhajir. Begitu tiba di TK Lestari, Bu Ira langsung sibuk membawa anak didiknya ke belakang panggung, termasuk Gisavo. Beberapa saat kemudian, ia membawa nomor peserta. Anakku ternyata kebagian nomor 22. Berdasarkan hitungan waktu, kemungkinan ia baru naik panggung setelah Azan Zuhur. Duuuh, lama juga aku harus bersabar membuatnya tetap merasa nyaman dan tidak bete sebelum naik panggung. Sampai Azan Duhur usai, aku berhasil membuatnya tetap nyaman. Namun, peserta yang tampil, belum sampai belasan. Kemungkinan anakku baru tampil sekitar pukul 13.00 WIB. Benar saja, sekitar pukul 13.00 WIB, Gisavo dipanggil ke atas panggung. Seperti biasa, ia disambut tepukan ibu-ibu TK, terutama Bu Ira. Kak Irwan yang sebelumnya mengiringi anak-anak TK menyanyi, turun dari panggung, karena saat tampil, Gisavo diiringi musik dari minus one.

Penampilan Gisavo di panggung cukup menarik perhatian penonton. Wajar memang, mengingat lagu yang dibawakannya terbilang sulit. Terlebih lagi, 21 anak TK yang tampil sebelumnya, hanya menyanyikan lagu anak-anak yang standar. Bait demi bait syair berhasil ia lantunkan. Termasuk saat harus mengambil nada tinggi. Aku yang saat itu memegang handycam sempat merinding melihatnya tampil dan melantunkan bait demi bait syair lagu tanpa cacat sedikit pun. Bu Ira yang berdiri tepat di depan panggung, terlihat bahagia. Selesai bernyanyi, Kak Irwan mengangkat tubuh kecil anakku tinggi-tinggi, seolah sudah menjadi juara. Ah, aku tak terlalu berharap dia juara. Melihat penampilan Gisavo di atas panggung yang mengundang aplaus penonton saja sudah cukup.

Gisavo kemudian turun dari panggung. Bu Ira sudah menyambutnya dengan pelukan dan ciuman. Waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB lebih. “Sepertinya aku tak bisa lama-lama lagi berada di sini,” ujarku dalam hati. Maka, begitu Gisavo selesai mengikuti lomba, aku pamit. Panggung lain masih menunggu anakku. Meski jadwal pentas di Riau Junction sekitar pukul 15.30 WIB, tetap saja aku harus bergegas karena berencana mengambil mobil di Karawitan, rumah orangtuaku. Hmmm, tugas masih belum selesai. Aku juga belum memberi makan Gisavo. “Gisa, nanti sebelum pergi, makan dulu di Karawitan yaa,” kataku. Gisavo mengangguk. Kami berdua berangkat menaiki motor. Seperti biasa, Gisavo duduk di depan. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.15 WIB. Hmmmm, seharusnya siang ini adalah jadwal tidur anakku. Sepanjang jalan, aku khawatir dia tertidur. Kalau sampai tertidur, dia pasti gagal pentas di Riau Junction. (bersambung)

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar

Kabar Terpilih

Rida Farida, Nyaman setelah Berhijab

Di balik hijab selebritas Indonesia, tersimpan banyak cerita. Ada yang sekadar cari sensasi, tak sedikit mengejar popularitas. Namun, ti...

Standings provided by whatsthescore.com

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra