TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

KOMENTAR TERBARU

08 Juli 2009

Si Bolang, Bocah Pencari Belalang

Trans 7 punya tayangan film anak-anak yang diputar selama 30 menit setiap hari pukul 12.30. Film itu berjudul Si Bolang, singkatan dari Bocah Petualang. Sosok Si Bolang adalah sebutan dari seorang anak setempat yang memimpin teman-temannya berpetualang di sekitar tempat tinggalnya. Di setiap episodenya, tokoh itu selalu berganti. Namun, ia tetap digambarkan sebagai bocah yang berusia sekitar 12 tahun. Acara Si Bolang terasa bagaikan oase di tengah kegarangan dan gersangnya dunia anak-anak di televisi. Pasalnya, Si bolang mampu menampilkan satu sisi dunia anak yang sudah lama hilang.


Nah, hampir di setiap episodenya, bocah-bocah dan tokoh Si Bolang akan menampilkan petualangan-petualangan seru. Di sana, bocah-bocah seolah bersatu dengan alam, melakukan kegiatan yang berbau alam. Mereka berburu, memancing, meniti pematang, naik pohon, mencari burung, meski sesekali juga berpetualang di kota-kota besar. Rupanya, Gisavo, anakku sangat senang menonton film itu. Begitu azan Zuhur berkumandang, biasanya dia langsung duduk rapi di atas karpet dengan mata tertuju ke layar televisi, menunggu tayangan Si Bolang. Saking seringnya, ia jadi hapal jingle tayangan Si Bolang. “Bolang si bolang, si bocah petualang,” teriak anakku melantunkan jingle film Si Bolang.

Film Si Bolang rupanya mengilhami khayalan anakku. Ia tiba-tiba menyebut dirinya sebagai Si Bolang. Bukan lantaran sering berpetualang seperti Si Bolang, tapi karena dia sering mencari belalang di mana saja, terutama di lapangan rumput dekat rumah mertua. “Bapak, Gisa juga sekarang jadi Si bolang: Bocah pencari belalang,” ujarnya sambil membawa botol air mineral kosong yang sudah diisi belalang. Ya, setiap hari hobi Gisavo memang mencari belalang. Hampir setiap waktu, entah itu saat hendak pergi sekolah atau sepulang sekolah, dia selalu mendatangi rerumputan. Tubuh kecilnya mengendap-endap di antara rerumputan. Satu, dua, tiga, empat belalang didapat. Dengan sigap, ia masukkan belalang-belalang tersebut ke dalam botol air mineral plastik. Tentu saja botol itu sudah dilubangi agar udara bisa masuk sehingga serangga herbivora yang berhasil ditangkap itu tidak mati.

Belalang yang sudah ditangkap itu lantas dipamerkan ke seluruh penghuni rumah. Beberapa di antaranya dikeluarkan dari botol untuk dimainkan. Botol berisi belalang itu bahkan kerap dibawanya tidur. Tak heran, saat hendak tidur, aku kerap mendengar suara-suara aneh seperti benda berjatuhan di atas plastik. Selidik punya selidik, suara itu berasal dari belalang hasil tangkapan anakku yang berloncatan di dalam botol. Beberapa hari disimpan di dalam botol, belalang itu tentu saja mati. Nah, jika sudah mati, seluruh hewan itu menjadi makanan ikan lele yang ada di kolam mertuaku.

Hmmm, hobi anakku memang aneh. Dia betul-betul penyuka binatang. Tak hanya belalang, serangga pun tak luput dimainkannya. Kalau ikan, waah, jangan ditanya lagi. Kucing, hmmmm, itu binatang favoritnya. Seandainya tak dilarang, Gisavo juga sempat mengaku ingin memelihara ular. Di kebun binatang, hampir seluruh binatang ingin ia pegang. Untung, sebelum hal itu dilakukannya, Gisavo selalu bertanya apakah hewan yang didekatinya termasuk buas atau jinak. Kalau disebut buas ia urung mendekati binatang itu. Tapi kalau binatang itu dibilang jinak, Gisavo langsung memburunya. Begitulah Gisavo Si Bolang, bocah pencari belalang. Bagi bocah yang sebentar lagi berusia 5 tahun itu, sepertinya tiada hari tanpa binatang. Apalagi yang namanya belalang. “Bolang si bolang, si bocah pencari belalang…” senandung Gisavo mengubah syair lagu Si bolang.

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar

Kabar Terpilih

Rida Farida, Nyaman setelah Berhijab

Di balik hijab selebritas Indonesia, tersimpan banyak cerita. Ada yang sekadar cari sensasi, tak sedikit mengejar popularitas. Namun, ti...

Standings provided by whatsthescore.com

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra