TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

KOMENTAR TERBARU

22 September 2025

Mabuk Kata, Tumbang Martabat


Di ruang hening Gorontalo, sebuah video merebak bagai api yang menjilat alang-alang kering. Seorang anggota DPRD, Wahyudin Moridu, terekam dalam keadaan mabuk. Bibirnya, yang mestinya menjaga martabat rakyat, justru melontarkan kalimat yang menoreh luka: "Mari rampok uang negara ini, biar negeri ini semakin miskin." 

Kalimat itu, meski lahir dari bibir yang limbung, menoreh luka di dada rakyat. Bukan sekadar guyonan basi, bukan pula letupan tanpa arti. Ia adalah cermin buram, yang memantulkan wajah getir politik kita: bahwa candaan pejabat pun mampu menyingkap nurani yang rapuh. \

Kepercayaan publik ibarat kaca bening. Butuh waktu lama untuk membentuknya, tapi cukup satu retakan kecil untuk menghancurkannya. Ketika seorang wakil rakyat berkata seolah meremehkan negara, retakan itu menganga lebar. Rakyat yang telah lama menahan lapar, tak pantas mendengar wakilnya berseloroh tentang merampok uang negara. 

Alasan mabuk mungkin bisa mengaburkan ingatan, tapi tidak bisa menghapus jejak digital. Zaman ini, kamera lebih setia dari sahabat; ia merekam tanpa peduli konteks, dan dunia maya menyebarkannya tanpa ampun. Apa yang dulu hanya omongan di ruang sempit, kini menjadi tontonan nasional, menelanjangi seorang politisi di hadapan rakyatnya sendiri. 

PDIP akhirnya angkat palu: memecat sang kader. Langkah tegas itu adalah upaya menjaga martabat partai, sebuah pesan bahwa tak ada ruang bagi candaan yang mencederai nurani bangsa.Namun, publik tetap bertanya: Apakah ini akhir dari persoalan, atau hanya pengalihan agar badai segera reda? 

Video bisa dipadamkan, berita bisa tenggelam di arus informasi, tapi luka kepercayaan rakyat tak mudah terobati. Sekali terucap, kata menjelma batu nisan, terpacak dalam ingatan kolektif bangsa.

Kasus Wahyudin Moridu adalah peringatan keras: bahwa jabatan bukan sekadar kursi, tapi amanah yang melekat hingga ke ruang paling pribadi. Politikus boleh mabuk oleh minuman, tapi jangan mabuk oleh kuasa. Sebab, ketika kata-kata lahir tanpa tanggung jawab, ia bisa menumbangkan lebih dari sekadar karier seorang manusia, tapi juga keyakinan rakyat pada masa depan demokrasinya.

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar

Kabar Terpilih

Affan dan Harga Nyawa Rakyat Kecil

Affan Kurniawan berangkat kerja seperti biasa. Dengan motor dan jaket ojek online yang menjadi ciri khasnya, ia menembus jalanan ibu kota ...

YouTube

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra