TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

KOMENTAR TERBARU

12 Agustus 2008

Jari Tangan Siapakah Ini?



Ruangan Humas Pemkab Garut di Jalan Pahlawan mendadak ramai sore tadi. Cerita Kemal (Tribun Jabar) saat meliput di Desa Sarimukti, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut bersama Boi (TPI) menjadi bahan perbincangan serius antarsesama wartawan. Sore itu, bapak satu anak yang sama-sama merantau di Kabupaten Garut ini tiba-tiba memperlihatkan hasil jepretan foto dari kameranya sendiri saat berada di sebuah perkebunan kol. Sekilas tak ada yang aneh dalam foto tersebut. Di sana terlihat foto Kemal sedang berpose dengan latar belakang hamparan kebun kol. Namun, empat jari kecil tiba-tiba terlihat muncul di belakang kepalanya. Awalnya, Kemal mengira jari tersebut milik Boi yang sama-sama berada di perkebunan kol. Namun saat ia menanyakan hasil fotonya kepada Boi, wartawan TPI itu mengelak. Kontan saja, keduanya mengaku langsung meninggalkan lokasi perkebunan tersebut.


“Tadinya saya pikir itu jari Boi yang jahil. Karena biasanya, dia mah suka jahil kalau lihat orang difoto. Ternyata, Boi mengelak dan malah langsung mengajak saya pergi,” cerita Kemal kepada sejumlah wartawan yang ada di ruang humas sore tadi. Akal sehat Kemal pun berputar keras. Kalau pun memang Boi yang sengaja jahil, pikir Kemal, sungguh tidak mungkin. Sebab, posisi Boi berada cukup jauh dari tempat dia berdiri atau berjarak sekitar 3 meter. Selain itu, Boi pun saat itu sedang duduk di atas motor sambil mengambil gambar suasana perkebunan kol. Saking gugupnya, ujar Kemal, Boi lupa menyalakan stater sepeda motornya saat bermaksud pergi jauh dari perkebunan tersebut. “Saya mah gak takut. Si Boi yang tiba-tiba ngajak pergi, sampai lupa menyalakan stater motor,” kata Kemal.

Akhirnya diskusi pun menghangat. Beberapa wartawan mengaku tidak percaya dengan cerita Kemal dan bersikukuh menyangka jari itu milik Boi. Namun, Kemal yang mengalami sendiri pengalaman tersebut tetap ngotot dengan pendiriannya. “Tidak mungkin itu jari Boi. Jarak dia dengan saya cukup jauh, dan saat itu, Boi juga sedang sibuk mengambil gambar suasana perkebunan,” tandas Kemal. Mang Anang dari Priangan menyambar pernyataan Kemal dan meminta penyuka lagu-lagu Beattles itu merekonstruksi kejadian yang dialaminya. “Secara logika pun tidak mungkin jari Boi sampai ke belakang kepala saya. Jaraknya juga jauh,” bantah Kemal yang menolak rekonstruksi. “Jadi ente keukeuh itu foto hantu?” tanya Aep. “Saya tidak tahu, tapi kejadiannya jelas seperti itu,” kata Kemal. Abah Janur Antv ikut urun rembug. Ia mengambil kamera Kemal dan meneliti hasil foto tersebut.

“Wah mang, bener ieu mah jurig. Kameranya harus buru-buru dilepas. Sok ku Abah dibeuli Rp200 ribu. Daripada nanti ikut ke Bandung,” ujar Abah sambil memperhatikan dengan seksama foto Kemal bersama penampakannya itu. Mendengar perkataan Abah, Kemal hanya tersenyum. “Kalau tidak, mending sekarang mere kifarat untuk 10 orang miskin. Cukup we Rp1.000 saurang,” Abah terus memberikan usul gilanya. Mang Anang yang juga dikenal jahil, menimpali omongan Abah. Menurut Mang Anang, keanehan seperti itu memang kerap terjadi di Kecamatan Pasirwangi. “Biasanya, penampakan itu ikut. Makanya, ini mah hanya saran, jangan pulang ke Bandung malam-malam. Bayangkan saat melintas di Leuweung Tiis,” ujar Mang Anang. Perkataan dua wartawan asli asal Kabupaten Garut itu membuat Kemal terlihat mesem-mesem. Entah percaya atau tidak dengan semua pembicaraan itu, yang jelas saat itu Kemal hanya tersenyum sambil meneruskan pekerjaannya menulis berita.

Selama Kemal mengetik berita, semua wartawan yang ada di ruang humas tak henti-hentinya menasihati Kemal agar tidak menganggap main-main peristiwa tersebut. Abah tetap keukeuh dengan keinginannya agar Kemal segera menjual kamera tersebut dan dia siap menampungnya. Usul Mang Anang lain lagi. Ia meminta Kemal mencetak hasil foto tersebut dan memeriksanya. “Kalau hasilnya tetap sama, berarti itu bukan penampakan. Tapi kalau sudah dicetak hasilnya berbeda dan bayangan jari tersebut tidak ada, berarti foto itu memang ada penampakkannya,” ujar Mang Anang. Kemal sendiri bergeming dan tidak menanggapi usulan teman-temannya. Ia tetap asyik mengetik berita karena jam deadline sudah semakin dekat. “Jadi Mal, setan mah tidak kenal orang. Mau itu penyuka beattles atau penyuka dangdut. Geus datang mah, datang we,” seloroh Abah Janur. Begitulah, sore itu perbincangan soal foto hasil jepretan Kemal terus bergulir.

Menjelang malam ruang humas mulai sepi. Tinggal aku, Abah Janur, Inul Galamedia, Indra Trans TV, Ukas Reks Radio, dan Kemal yang masih bertahan. Inul yang penasaran, memperhatikan foto itu dari komputer dengan seksama. Ia berpikir keras menganalisa jari yang muncul di belakang kepala Kemal dalam foto tersebut. Menurut pengakuan Kemal, saat mengambil foto, dia berdiri di depan sebuah tebing pendek yang menghubungkan kebun kol tersebut dengan jalan. Dilihat dari kulitnya, jari tersebut tampak membelakangi kepala Kemal. “Kemungkinan sosok itu muncul dan berdiri membelakangi Kemal persis saat Kemal mengambil foto,” kata Inul. Aku mengiyakan kesimpulan Inul sambil dan membayangkan kemunculan sosok itu bawah tebing. “Kemungkinan, sosok itu muncul membelakangi Kemal sambil mengangkat kedua tangannya. Cuma yang terekam hanya sebagian,” aku menimpali. Ah, percaya atau tidak, lihat saja sendiri foto jari tangan yang muncul di belakang kepala Kemal.

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar

Kabar Terpilih

Daluang Jangan Sekadar Jadi Cerita

Siang itu, Ahmad Mufid Sururi duduk bersila membelakangi jendela. Selembar daluang yang nyaris sempurna, terhampar di depannya. Sejurus kemu...

YouTube

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra