Dua hari lalu atau Senin (25/8) malam barangkali hari nahas bagi Nenden, 23, seorang wanita yang berprofesi sebagai penyanyi dangdut lokal di kabupaten Garut. Jajaran Polres Garut tiba-tiba menghentikan mobil Daihatsu Gran Max yang ditumpanginya bersama Ujang, sang sopir, saat tengah melintas di Jalan Wanaraja. Ia pun hanya pasrah ketika polisi memintanya turun dari mobil dan beralih ke mobil reskrim bersama Ujang. Semua orang yang kebetulan berada di lokasi kejadian lantas bertanya-tanya. Kenapa Nenden yang dikenal sebagai penyanyi dangdut diciduk polisi? Apakah dia ditangkap terkait dengan profesinya sebagai penyanyi dangdut? Tidak, tidak. Penangkapan Nenden sama sekali tidak terkait dengan profesinya sebagai penyanyi dangdut yang identik dengan goyangan. Bukan pula lantaran goyangannya saat menyanyi di atas panggung mengundang sahwat kaum lelaki sehingga dinilai melanggar undang-undang pornografi. Warga Jalan Ciledug, Kecamatan Garut Kota ini ditangkap karena terbukti menyelundupkan sekitar 1.000 liter minyak tanah untuk dikirim dan dijual ke Kota Bandung. Akhirnya, Nenden dan Ujang digiring ke Mapolres Garut untuk dimintai keterangan seputar aksinya tersebut.
Di Mapolres Garut, Nenden pun "bernyanyi" di depan aparat kepolisian yang memeriksanya di salah satu ruangan. Nyanyiannya membuahkah hasil bagi pengembangan penyelidikan aparat kepolisian. Janda satu anak ini mengaku, seluruh minyak tanah yang akan diselundupkan ke Kota Bandung tersebut bukan miliknya, melainkan milik Eli. "Pak, ieu mah sanes nu abdi (ini bukan milik saya). Abdi mah dipiwarang ku Eli, diburuhan Rp130 ribu (saya disuruh sama Eli. Diberi upah Rp130 ribu)," kata Nenden. Mendengar pengakuan tersebut, polisi pun langsung meminta Nenden menunjukkan rumah Eli di Gang Ikhlas Jalan Guntur, Kecamatan Garut Kota, dengan menaiki mobil reskrim Polres Garut. Proses penjemputan Eli, diliput sejumlah dua wartawan televisi, Indra Trans TV, dan Abah Janur Antv.
Sekitar pukul 21.00 WIB, mobil reskrim mulai bergerak. Nenden tertunduk di dalam mobil. Kali ini, ia tidak ditemani Ujang. Hatinya muram meski langit Garut saat itu cukup cerah. "Nyanyi atuh. Katanya penyanyi dangdut?" canda salah seorang petugas reskrim. Nenden tersipu malu. Ia tidak menggubris permintaan anggota reskrim tersebut. Setelah lama terdiam, Nenden pun mengeluarkan suara. "Daripada kieu mah, mun nyaho rek beunang ku polisi, kajeun nyanyi we (daripada seperti ini, kalau tau bakal ketangkep, mending jadi penyanyi aja)," keluh Nenden. "Saya rek nyanyi we ah. Laguna Jatuh bangun. Sesuai dengan kondisi saya sekarang," ujar Nenden lagi. Tanpa dikomando, Nenden mulai melantunkan lagu jatuh bangun yang biasa dinyanyikan penyanyi dangdut Ikke Nurjanah. "Jatuh bangun aku mengejarmu…." Nenden pun bernyanyi, lengkap dengan cengkokan gaya khas penyanyi dangdut. Indra tersenyum mendengar wanita itu bernyanyi. Namun, belum selesai lagu Jatuh Bangun dinyanyikan, Nenden berhenti. Ia tiba-tiba menggantinya dengan lagu dangdut lain. "Abdi bade nyanyi merana, kan ayeuna merana ditewak polisi (saya sekarang mau nyanyi merana. Kan sekarang merana ditangkap polisi)," Nenden yang mulai tidak malu-malu lagi memamerkan suara indahnya.
"Biasanya setiap nyanyi dibayar berapa?" tanya Indra setelah Nenden selesai menyanyi. Nenden pun mengaku mendapat bayaran Rp150 ribu setiap kali menyumbangkan suaranya di panggung-panggung hiburan. "Makanya, mending jadi penyanyi aja. Upahnya lebih besar daripada menjual minyak tanah ke Bandung," kata Nenden lagi. Nenden sendiri mengaku menjual minyak tanah ke Bandung karena harga jual di sana jauh lebih mahal. "Di sana minyak tanah dijual seharga Rp5.000 sampai Rp11.000 per liter. Sementara kita hanya membeli seharga Rp3.000 sampai Rp3.500 per liter," kata Nenden. Mobil terus melaju hingga tiba di rumah Eli. Sama seperti Nenden, Eli tak berkutik saat petugas membawanya masuk ke dalam mobil.
Niat mencari untung besar dan meninggalkan profesi menyanyinya, Nenden malah ketiban sial. Yah, mungkin di tahanan, ia masih bisa menyalurkan hobinya menyanyi dangdut dengan menghibur para tahanan lain atau aparat kepolisian.
0 komentar:
Posting Komentar