“Benturan Terdengar Keras”
AMINAH (53) terduduk di tempat tidurnya di Kamar Wanita Ruang Bedah RSUD Indramayu, Senin (27/6) dini hari. Selang infus terlihat menancap di lengan krinya. Warga Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah ini mengaku tidak bisa memejamkan mata, lantaran merasakan sakit yang hebat di bahu kanan dan ulu hati.
Aminah adalah salah satu penumpang bus maut yang mengalami luka cukup serius. Pada saat tabrakan antara bus dengan truk terjadi, Aminah berada di jajaran tempat duduk paling depan. Ketika tengah terlelap, ia langsung terbangun lantaran kaget mendengar suara keras dari dalam bus. Belum sempat mengetahui keadaan sekitar, Aminah keburu pingsan.
“Ketika bangun, saya mendapati diri saya terjepit di antara kursi mobil dan melihat warga sekitar sudah berkerumun. Saya teriak sama orang-orang di luar, tapi tidak langsung ditolong. Baru setelah agak lama, akhirnya ada orang yang membawa saya ke rumah sakit,” kata Aminah. Meski sudah memberitahu sanak keluarga di Jakarta, hingga Senin dini hari belum ada satupun keluarga Aminah yang datang menjenguk.
Di ruangan yang lain, Setiadi (40), Supir Bus PO Putri Jaya yang berasal dari Kabupaten Pemalang Jawa Tengah, tampak terbaring dengan luka parah di sekujur tubuhnya. Sesekali dia mengerang. Tangannya kemudian menggapai-gapai seperti meminta bantuan, namun tidak jelas apa yang dikatakannya. “Kondisi Setiadi belum dapat dipastikan karena ketika hendak dirontgen, dia menolak dengan alasan merasa sangat sakit pada bagian punggung,” kata salah seorang suster jaga di RSUD Indramayu.
Korban luka paling muda dalam kecelakaan tersebut adalah Aulia (1,5). Bocah asal Kecamatan Cakung Jakarta Utara ini menderita luka di sekujur wajahnya karena terkena pecahan kaca. Sementara Wardeni (24), ibunya, menderita luka parah pada bagian kaki.
Menurut Nahrudin (32), suaminya, Wardeni bermaksud pulang ke Jakarta bersama Aulia, anaknya, setelah menjenguk kakeknya di Indramayu. Tapi, lanjut Nahrudin, dirinya justru malah mendapat kabar buruk mengenai musibah yang menimpa keluarganya. Nahrudin sendiri mendapat kabar musibah sekitar pukul 21.00 dan langsung meluncur ke Indramayu. “Saya dapat kabar dari tetangga di Indramayu yang kebetulan ada di tempat kejadian dan ikut menolong Wardeni,” kata Nahruddin sambil menggendong Aulia. (tig)
27 Juni 2005
Jalur Utama Pantura Makan Korban
Label: berita lama
1 komentar:
wahhhh... ini pasti kenangan indah saat di pantura yang sejuk tea...
kapan atuh maen ke pantura lagi kang?
- uyi -
Posting Komentar