TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

KOMENTAR TERBARU

12 Oktober 2009

Anak Saya Meninggal karena Kanker Ginjal

LANGKAH Tita F Rahayu (37) terhenti di pintu masuk Ruang Bougenville RSUD Waled, Rabu (15/6) malam. Tatapannya kosong. Ibu dua anak itu kemudian meneteskan air mata, begitu melihat kondisi penderita kanker ginjal, Siti Romlah (9), duduk tak berdaya. Tangis guru kimia SMA 1 Cileunyi itu pun akhirnya pecah.

“Istri saya teringat anak ketiga kami yang meninggal karena penyakit yang sama dengan Romlah. Namanya Fadillah Khotimah. Usianya saat meninggal baru 4 tahun. Kanker ginjal menggerogoti putri ketiga saya sejak usianya dua tahun. Kami sudah berusaha berobat ke sana ke mari, namun Tuhan memang berkehendak lain. Tanggal 7 Desember 2003, Fadillah meninggal,” kata Yusuf kepada Tribun, menceritakan pengalaman pahitnya.

Menurut Yusuf, Fadillah divonis menderita kanker ginjal saat dirinya berobat ke RS Bromeous Bandung. Saat usia dua tahun, kata Yusuf, Fadillah tiba-tiba terjatuh. Kemudian, warga Jalan Rancabolang Bandung ini melihat benjolan pada bagian perut Fadillah. “Saya mengira benjolan itu disebabkan oleh benturan akibat Fadillah terjatuh. Setelah diperiksa, dokter langsung memvonis anak saya menderita kanker ginjal,” kata Yusuf.

Selang beberapa hari kemudian, ginjal Fadillah diangkat, agar kanker yang dideritanya tidak sampai menyebar ke paru-paru dan hati. Dokter yang menangani Fadillah, kata Yusuf, mengatakan operasi berjalan dengan sukses. Namun, lanjutnya, Fadillah tetap harus dikemoterapi. Yusuf pun menerima saran dokter, dengan harapan anaknya bisa sembuh seperti semula.

“Saya turuti nasihat dokter. Fadillah dikemoterapi di RS Rancabadak Bandung. Bahkan saya sengaja mencari obat kemoterapi hingga ke Singapura, demi kesembuhan anak saya. Setiap bulan sejak ginjalnya diangkat, saya bawa Fadillah ke RS Rancabadak. Selama 16 bulan Fadillah terus dikemoterapi. Uang yang saya keluarkan sudah mencapai Rp 100 juta,” kata Yusuf.

Namun, lanjut Yusuf, usaha kemoterapi yang dilakukan terhadap anaknya rupanya tidak membawa hasil yang baik. Setelah selama 16 bulan dikemoterapi, kata Yusuf, kanker yang diderita Fadillah malah semakin parah. Penyakit tersebut, lanjut Yusuf, bahkan sudah menggerogoti paru-paru dan hati Fadillah. Dokter yang menangani Fadillah, aku Yusuf, sudah tidak sanggup lagi mengobati.

“Saya sempat kecewa, tapi ini memang sudah suratan takdir. Setelah mengetahui penyakit kanker anak saya sudah menggerogoti paru-paru dan hati, saya rawat Fadillah di rumah. Perutnya sudah membuncit, seperti yang dialami Romlah. Setiap hari saya pangku Fadillah. Tepat 7 Desember 2003, Fadillah kemudian meninggal,” kata Yusuf sambil meneteskan air mata. (gin gin tigin ginulur)

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar

Kabar Terpilih

Rida Farida, Nyaman setelah Berhijab

Di balik hijab selebritas Indonesia, tersimpan banyak cerita. Ada yang sekadar cari sensasi, tak sedikit mengejar popularitas. Namun, ti...

Standings provided by whatsthescore.com

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra