TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

KOMENTAR TERBARU

29 Agustus 2025

Affan dan Harga Nyawa Rakyat Kecil

Affan Kurniawan berangkat kerja seperti biasa. Dengan motor dan jaket ojek online yang menjadi ciri khasnya, ia menembus jalanan ibu kota demi membawa pulang rezeki bagi keluarga. Namun, Kamis (28/8/2025) malam itu, ia tak pernah pulang. Sebuah kendaraan taktis (Rantis) Brimob melindasnya dalam kericuhan demonstrasi, merenggut nyawa seorang anak bangsa yang hanya ingin mencari nafkah.  

Kisah Affan adalah potret getir tentang rapuhnya perlindungan negara bagi warganya. Ia bukan tokoh politik, bukan pejabat, bukan orator aksi. Ia hanyalah seorang pekerja yang setiap hari berjuang untuk orang-orang tercinta di rumah. Kehilangannya bukan hanya statistik atau catatan di laporan kepolisian, melainkan duka mendalam bagi keluarganya —orang tua, adik, dan kakaknya yang kini harus melanjutkan hidup tanpa tulang punggung mereka. 

Presiden Prabowo Subianto telah menyampaikan belasungkawa dan menjanjikan perlindungan bagi keluarga Affan. Itu patut diapresiasi. Namun janji saja tidak cukup. Kematian ini harus diusut tuntas dan dijadikan pelajaran penting: aparat keamanan tidak boleh lagi bertindak sembrono hingga mengorbankan nyawa rakyat kecil. 

Tragedi Affan menyentil nurani kita bersama. Bahwa di balik setiap jaket ojol yang melintas di jalan, ada cerita tentang keluarga yang menggantungkan harapan. Setiap kali mesin motor mereka dinyalakan, ada doa agar selamat, agar bisa pulang membawa sedikit rezeki. Dan ketika doa itu terhenti di jalanan yang gaduh oleh kericuhan, kita semua patut bertanya: seberapa berhargakah nyawa rakyat di mata negara? Negara tidak boleh abai. 

Affan adalah simbol bahwa rakyat kecil berhak atas rasa aman, bahkan di tengah situasi paling genting sekalipun. Nyawa rakyat tidak bisa ditukar dengan dalih penegakan ketertiban. Dari tragedi inilah kita seharusnya belajar: menjaga demokrasi bukan berarti mengorbankan kemanusiaan. 

Namun, Affan bukanlah korban pertama. Sepanjang Juli 2023 hingga Juni 2024, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat 645 peristiwa kekerasan yang melibatkan anggota Polri. Peristiwa tersebut menyebabkan 754 orang terluka dan 38 orang tewas. 

Dari 38 korban tewas, 37 di antaranya meninggal akibat praktik pembunuhan di luar hukum oleh anggota polisi. Selain itu, terdapat 75 peristiwa pelanggaran terhadap kebebasan sipil, termasuk pembubaran paksa aksi unjuk rasa dan penangkapan sewenang-wenang. Kekerasan ini bukan hanya angka statistik. 

Setiap angka mewakili nyawa manusia, keluarga yang kehilangan, dan masyarakat yang terguncang. Jika kultur kekerasan dan impunitas yang minim akuntabilitas tersebut masih terulang atau bahkan dipertahankan, maka tak berlebihan jika dinyatakan bahwa reformasi polisi yang dicita-citakan masih ilusi. 

Kematian Affan adalah duka bagi keluarganya, tetapi juga teguran keras bagi bangsa ini. Jika negara gagal melindungi warganya dari tindakan aparat yang seharusnya memberi rasa aman, lalu di mana letak keadilan? Nyawa rakyat tidak boleh murah. Tragedi Affan harus menjadi titik balik: agar aparat lebih manusiawi, agar negara lebih hadir, dan agar kita tidak lagi mendengar kabar serupa di masa mendatang. ***
Read More..

20 Desember 2024

Mengenal Soichiro Honda, Pencipta Brand 'Honda' yang Melegenda



Siapa tak kenal dengan nama 'Honda'? Ya, di Asia khususnya Indonesia, jenama perusahaan otomotif itu sungguh melegenda. Di jalanan, tempat parkir umum, hingga pelataran rumah, motor ataupun mobil berlabel ‘Honda’ sangatlah mendominasi. Siapa sih penciptanya? 

Dikutip dari buku 'Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun!' karya Budi Safa'at, pencipta Honda bukan seorang jenius di bidang pendidikan! Dia juga bukan seorang keturunan bangsawan ataupun miliarder. Pencipta Homda Motor Company, hanyalah seorang anak miskin, bodoh di sekolah, serta lemah fisiknya. Dialah, Soichiro Honda! 

Dia lahir di Hamamatsu, Shizouka, Jepang, 17 November 1906.Andai kelak jadi ‘raja’ di bidang otomotif, itu tak lepas dari pengaruh masa kecilnya. Honda, merupakan anak dari seorang pemilik bengkel sederhana di Hamamatsu. 

Sejak kecil, Honda memang begitu antusias memperhatikan segala hal tentang permesinan. Saking besarnya minat si bocah terhadap mesin, dia kerap mengayuh sepedanya berkilo-kilo meter, hanya untuk sekadar melihat pesawat terbang. Dia penasaran, bagaimana cara kerja mesin yang membuat benda besar itu terbang ke angkasa. 

Ternyata, minat itu memang benar-benar membuat Honda fokus untuk mempelajari berbagai hal tentang mesin. Ketika baru berusia 12 tahun, dia telah menciptakan sebuah karya luar biasa. Sepeda angin dengan rem kaki, yang membuat Honda mulai dianggap sebagai bocah jenius. Padahal di sekolah, nilainya hampir jeblok semua. 

Honda pun memutuskan tak lagi bersekolah. Ketika berusia 15 tahun, dia pindah ke kota untuk bekerja di Hart Sokhai Company. Hasil pekerjaannya sangat disukai sang bos bernama Saka Kibara. Di mata dia, Honda adalah pekerja yang cekatan. 

Honda begitu teliti, peka terhadap suara mesin, dan setiap masalah tak pernah luput dari pengamatannya. Selama enam tahun, semua karyawan di sana mengaguminya. Hingga suatu hari, sang bos memberinya ‘penghargaan’ berupa kepercayaan untuk membuka cabang di Hammamatsu, tanah kelahirannya. 

Honda tentu tak menolak. Benar saja, pada akhirnya dia mampu membuat cabang perusahaan itu berkembang pesat. Itu semua berkat kerja kerasnya. Honda tak pernah ‘itungan’ terhadap jam kerja. Dia sering menghabiskan waktu hingga larut malam, hanya untuk sekadar memeriksa plus minus dari hasil kerja karyawannya. 

Sukses bekerja di perusahaan orang, Honda pun mulai berpikir untuk mengembangkan bisnis sendiri. Keberuntungan pun datang ketika dia mendapatkan sebuah ide untuk mengganti ruji-ruji mobil, dari yang tadinya berbahan kayu menjadi besi. 

Produk dari idenya itu ternyata laku keras, bahkan hingga diekspor ke seluruh dunia. Dari sanalah, dia memiliki modal cukup untuk membangun kerajaan bisnis sendiri. Kala itu usianya sudah 30 tahun. Honda kemudian berpikir, kira-kira produk apa yang harus dihasilkannya. Honda akhirnya memutuskan membuat Ring Pinston. 

Tahun 1938 dia pun memproduksi produk itu. Dia menawarkannya ke Toyota, namun langsung ditolak mentah-mentah.Produk buatannya dianggap kurang lentur. Honda sempat nyaris depresi, lantaran itulah satu-satunya harapan yang dia miliki. 

Honda bahkan merasa harus mengenyam pendidikan di bangku kuliah untuk mencari solusi dari ring pinston yang dia hasilkan. Hasilnya, tak ada jawaban atas permasalahan itu 

“Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” begitulah ia menyimpulkan hasil perkuliahannya. 

Ibarat jatuh tertimpa tangga, Honda kian terpuruk setelah pabrik yang dia miliki hancur dihempas gempa bumi dahsyat. Lahan pabrik yang porak-poranda itu kemudian dia jual untuk menjalankan usaha lain, yang lagi-lagi berujung kegagalan. 

Hingga pada akhirnya, sekitar tahun 1947, perang di Jepang berakhir. Tentu saja, perekonomian di negara itu masih hancur. Honda tak mendapat keuntungan apapun dari bisnisnya. Bisa dikatakan, dia merupakan seorang pengusaha yang miskin.Untuk membeli makanan saja, dia kerap kesulitan. 

Suatu hari, Honda berkeliling menggunakan sepeda angin. Kali ini dia tak mengayuhnya, tetapi memasang motor kecil di bagian sepeda itu. Orang-orang pun aneh melihatnya. Mereka heran, sepeda itu bergerak tanpa dikayuh. Bahkan, kecepatannya bisa lebih tinggi, dengan jarak tempuh yang juga lebih jauh. 

Tanpa disadari, inilah cikal-bakal sepeda motor yang diciptakan Honda. Pesanan pertama datang dari para tetangga. Seiring berjalannya waktu, Honda kian kewalahan melayani pesanan dan memutuskan untuk kembali ‘berjudi’ dengan mendirikan perusahaan yang memproduksi sepeda motor. 

Pesanan lalu datang luar negeri termasuk Indonesia. Dari tahun ke tahun, perusahaan yang bernama Honda Motor Company itu kian populer, hingga memadati jalanan di seluruh dunia. Kesuksesan demi kesuksesan dicapai Honda. 

Sampai sekarang Honda terkenal dengan brand huruf “ H” tegaknya dan selalu menjadi pemimpin pasar. Bagi Soichiro Honda kesuksesannya saat ini adalah hasil dari pembelajarannya saat gagal selalu menghampirinya diwaktu lalu. 

“Lihatlah kegagalan saya, janganlah melihat keberhasilan saja.Orang hanya melihat kesuksesan saya yang 1% tetapi tidak melihat kegagalan saya yang 99%.”Begitu kata Soichiro Honda saat diwawancarai rahasia suksesnya.***
Read More..

Daftar Film Terlaris 2007-2024


Mau tahu daftar film Indonesia terlaris dalam kurun waktu 2007-2024? Yuk, simak datanya berikut ini.
Read More..

Kabar Terpilih

Affan dan Harga Nyawa Rakyat Kecil

Affan Kurniawan berangkat kerja seperti biasa. Dengan motor dan jaket ojek online yang menjadi ciri khasnya, ia menembus jalanan ibu kota ...

YouTube

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra