TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

KOMENTAR TERBARU

20 Desember 2024

Mengenal Soichiro Honda, Pencipta Brand 'Honda' yang Melegenda



Siapa tak kenal dengan nama 'Honda'? Ya, di Asia khususnya Indonesia, jenama perusahaan otomotif itu sungguh melegenda. Di jalanan, tempat parkir umum, hingga pelataran rumah, motor ataupun mobil berlabel ‘Honda’ sangatlah mendominasi. Siapa sih penciptanya? 

Dikutip dari buku 'Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun!' karya Budi Safa'at, pencipta Honda bukan seorang jenius di bidang pendidikan! Dia juga bukan seorang keturunan bangsawan ataupun miliarder. Pencipta Homda Motor Company, hanyalah seorang anak miskin, bodoh di sekolah, serta lemah fisiknya. Dialah, Soichiro Honda! 

Dia lahir di Hamamatsu, Shizouka, Jepang, 17 November 1906.Andai kelak jadi ‘raja’ di bidang otomotif, itu tak lepas dari pengaruh masa kecilnya. Honda, merupakan anak dari seorang pemilik bengkel sederhana di Hamamatsu. 

Sejak kecil, Honda memang begitu antusias memperhatikan segala hal tentang permesinan. Saking besarnya minat si bocah terhadap mesin, dia kerap mengayuh sepedanya berkilo-kilo meter, hanya untuk sekadar melihat pesawat terbang. Dia penasaran, bagaimana cara kerja mesin yang membuat benda besar itu terbang ke angkasa. 

Ternyata, minat itu memang benar-benar membuat Honda fokus untuk mempelajari berbagai hal tentang mesin. Ketika baru berusia 12 tahun, dia telah menciptakan sebuah karya luar biasa. Sepeda angin dengan rem kaki, yang membuat Honda mulai dianggap sebagai bocah jenius. Padahal di sekolah, nilainya hampir jeblok semua. 

Honda pun memutuskan tak lagi bersekolah. Ketika berusia 15 tahun, dia pindah ke kota untuk bekerja di Hart Sokhai Company. Hasil pekerjaannya sangat disukai sang bos bernama Saka Kibara. Di mata dia, Honda adalah pekerja yang cekatan. 

Honda begitu teliti, peka terhadap suara mesin, dan setiap masalah tak pernah luput dari pengamatannya. Selama enam tahun, semua karyawan di sana mengaguminya. Hingga suatu hari, sang bos memberinya ‘penghargaan’ berupa kepercayaan untuk membuka cabang di Hammamatsu, tanah kelahirannya. 

Honda tentu tak menolak. Benar saja, pada akhirnya dia mampu membuat cabang perusahaan itu berkembang pesat. Itu semua berkat kerja kerasnya. Honda tak pernah ‘itungan’ terhadap jam kerja. Dia sering menghabiskan waktu hingga larut malam, hanya untuk sekadar memeriksa plus minus dari hasil kerja karyawannya. 

Sukses bekerja di perusahaan orang, Honda pun mulai berpikir untuk mengembangkan bisnis sendiri. Keberuntungan pun datang ketika dia mendapatkan sebuah ide untuk mengganti ruji-ruji mobil, dari yang tadinya berbahan kayu menjadi besi. 

Produk dari idenya itu ternyata laku keras, bahkan hingga diekspor ke seluruh dunia. Dari sanalah, dia memiliki modal cukup untuk membangun kerajaan bisnis sendiri. Kala itu usianya sudah 30 tahun. Honda kemudian berpikir, kira-kira produk apa yang harus dihasilkannya. Honda akhirnya memutuskan membuat Ring Pinston. 

Tahun 1938 dia pun memproduksi produk itu. Dia menawarkannya ke Toyota, namun langsung ditolak mentah-mentah.Produk buatannya dianggap kurang lentur. Honda sempat nyaris depresi, lantaran itulah satu-satunya harapan yang dia miliki. 

Honda bahkan merasa harus mengenyam pendidikan di bangku kuliah untuk mencari solusi dari ring pinston yang dia hasilkan. Hasilnya, tak ada jawaban atas permasalahan itu 

“Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” begitulah ia menyimpulkan hasil perkuliahannya. 

Ibarat jatuh tertimpa tangga, Honda kian terpuruk setelah pabrik yang dia miliki hancur dihempas gempa bumi dahsyat. Lahan pabrik yang porak-poranda itu kemudian dia jual untuk menjalankan usaha lain, yang lagi-lagi berujung kegagalan. 

Hingga pada akhirnya, sekitar tahun 1947, perang di Jepang berakhir. Tentu saja, perekonomian di negara itu masih hancur. Honda tak mendapat keuntungan apapun dari bisnisnya. Bisa dikatakan, dia merupakan seorang pengusaha yang miskin.Untuk membeli makanan saja, dia kerap kesulitan. 

Suatu hari, Honda berkeliling menggunakan sepeda angin. Kali ini dia tak mengayuhnya, tetapi memasang motor kecil di bagian sepeda itu. Orang-orang pun aneh melihatnya. Mereka heran, sepeda itu bergerak tanpa dikayuh. Bahkan, kecepatannya bisa lebih tinggi, dengan jarak tempuh yang juga lebih jauh. 

Tanpa disadari, inilah cikal-bakal sepeda motor yang diciptakan Honda. Pesanan pertama datang dari para tetangga. Seiring berjalannya waktu, Honda kian kewalahan melayani pesanan dan memutuskan untuk kembali ‘berjudi’ dengan mendirikan perusahaan yang memproduksi sepeda motor. 

Pesanan lalu datang luar negeri termasuk Indonesia. Dari tahun ke tahun, perusahaan yang bernama Honda Motor Company itu kian populer, hingga memadati jalanan di seluruh dunia. Kesuksesan demi kesuksesan dicapai Honda. 

Sampai sekarang Honda terkenal dengan brand huruf “ H” tegaknya dan selalu menjadi pemimpin pasar. Bagi Soichiro Honda kesuksesannya saat ini adalah hasil dari pembelajarannya saat gagal selalu menghampirinya diwaktu lalu. 

“Lihatlah kegagalan saya, janganlah melihat keberhasilan saja.Orang hanya melihat kesuksesan saya yang 1% tetapi tidak melihat kegagalan saya yang 99%.”Begitu kata Soichiro Honda saat diwawancarai rahasia suksesnya.***

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar

Kabar Terpilih

Daluang Jangan Sekadar Jadi Cerita

Siang itu, Ahmad Mufid Sururi duduk bersila membelakangi jendela. Selembar daluang yang nyaris sempurna, terhampar di depannya. Sejurus kemu...

YouTube

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra